Sabtu, 04 Oktober 2014

Etika Profesi Akuntansi


Definisi Etika

Etika kata berasal dari kata Yunani Kuno ethikos berarti adat dan kebiasaan. Sebuah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai-nilai dan kebiasaan seseorang atau kelompok dan mencakup analisis dan pekerjaan dari konsep-konsep seperti benar dan salah baik dan jahat dan melakukan dan tidak boleh dilakukan.

Kode Etik

Dalam konteks kode diadopsi oleh sebuah profesi atau oleh organisasi pemerintah untuk mengatur profesi itu kode etik dapat ditata sebagai kode tanggung jawab profesional yang dapat membuang masalah yang sulit dari apa perilaku etis . Sebuah kode etik sering merupakan pernyataan resmi dari nilai-nilai organisasi pada isu-isu etika dan sosial tertentu yang berkaitan dengan profesi dan praktek dari pengetahuan profesional. Ini juga mencakup prinsip-prinsip dan prosedur untuk situasi etis tertentu.Profesi akuntansi mengandung karakteristik pokok suatu profesi, diantaranya adalah jasa yang sangat penting bagi masyarakat, pengabdian bangsa kepada masyarakat, dan komitmen moral yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para akuntan dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri.
seorang akuntan profesional harus mematuhi prinsip-prinsip fundamental etika akuntan atau kode etik akuntan yang meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan, yaitu :

1. Tanggung jawab profesi
Bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. 

2. Kepentingan publik
Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan. 

3. Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga integritasnya setinggi mungkin. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. 

4. Obyektifitas
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir. 

6. Kerahasiaan
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir

7. Perilaku profesional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar teknis

Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas. Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

Rabu, 16 April 2014

PR EXERCISE


EXERCISE 1 - ORAL
1. I saw the man. He closed the door.
    - I saw the man that closed the door.
2. the girl is happy. She won the race.
    - The girl is happy whose won the race.
3. the student is from china. he sits next to me.
    - the student which form china sits next to me.
4. the students are from china. they sit in the front row.
    - the students which are from china sit in the front row.
5. we are studying sentences. They contain adjective clause.
    - we are studying sentences that contain adjective clause.
6. I am using a sentence. It contain an adjective clause.
    - i am using the sentence that contain an adjective clause.
7. Algebra problems contain letters. They stand for unknown numbers.
    - Algebra problem contain letters that stand for unknown numbers.
8. The taxi driver was friendly. He took me to the airport.
    - The taxi driver was friendly who took me to the airport.

EXERCISE 2 - ORAL
1. The book was good. I read it.
    - The book that i read was good.
2. I liked the woman. I met her at the party last night.
    - I liked the woman who i met at the party last nigh.
3. I liked the composition. You wrote it.
    - I liked the composition which you wrote.
4. The people were very nice. We visited them yesterday.
    - The people were very nice whom we visited yesterday.

EXERCISE 4 - ORAL
1.  I apologized to the woman. I spilled her coffee.
    - I apologized the woman whose i spilled coffee.
2. The man called the police. His wallet was stollen.
    - The man called the police whose wallet was stollen.
3. I mer the woman. Her husband is the president of the corporation.
    - I met the woman whose husband is the president of the corporation.
4. The professor is excellent. I am taking her course.
    - The professor is excellent whose i taking course.
5. Mr. North teaches a class for students. Their native languange is not English.
    - Mr. North teaches a class for students whose native languange is not English.

Rabu, 26 Maret 2014

BI rate likely to stay at 7.5% throughout 2014, economist says ( The Jakarta Post )



Nama : Annisa Rahma
Npm : 20211971
Kelas : 3EB16
BI rate likely to stay
at 7.5% throughout 2014,
economist says ( The Jakarta Post )
DBS Bank economist Gundy Cahyadi predicts Bank Indonesia’s benchmark interest rate (BI rate) will not suffer a decline in 2014 and remain relatively stable at the current level of 7.5 percent.
“Our basic scenario for the BI rate is that it will be stable at 7.5 percent throughout this year,” he said in a release in Jakarta on Wednesday, as quoted by Antara news agency.
The analyst said he was confident the central bank would stay alert this year and not lower the rate. There was still a chance, however, for the BI rate to increase if there were new pressures against the rupiah.
“It is unlikely that BI will change its current monetary policy. The inflation has calmed down but we are still fighting half a battle this year. The current-account deficit will likely remain for a bit longer. The deficit’s share of gross domestic product [GDP] of 2 percent tends to be more sustainable,” said Gundy.
He added there were worries over external funding, but that was considered normal, especially concerning uncertainties in the global market.
Meanwhile, from the inflation side, Gundy predicted that inflationary pressures in the consumer price index (IHK) cities would continue to be moderate and the impact of fuel price hikes last year had calmed down. Inflationary pressures from three main IHK components – food, housing and transportation and communication – had continued to show a declining trend.
“Moreover, core inflation has shown a declining inflation expectation; therefore, we predict the inflation rate will stand at 6.4 percent this year,” said Gundy.
Nevertheless, he said, risks of inflation were still there following the government’s plan to increase the electricity rate for industrial consumers by between 8.6 percent and 13.3 percent every two months starting from May. (ebf)